Rabu, 16 Februari 2011

Cintailah orang tua kita



Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang
senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang
memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di
keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon
apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak
lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia
mendatangi pohon apel.

Wajahnya tampak sedih.

“Ayo ke sini bermain-main lagi denganku,” pinta pohon apel itu.
“Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi.” jawab anak
lelaki itu.
“Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya.”
Pohon apel itu menyahut, “Duh, maaf aku pun tak punya uang… tetapi kau
boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan
uang untuk membeli mainan kegemaranmu.”

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di
pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak
pernah datang lagi.

Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang
melihatnya datang.

“Ayo bermain-main denganku lagi.” kata pohon apel.
“Aku tak punya waktu,” jawab anak lelaki itu.
“Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat
tinggal. Maukah kau menolongku?”
“Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan
rantingku untuk membangun rumahmu.” kata pohon apel.

Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu
dan pergi dengan gembira.

Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi
anak lelaki itu tak pernah kembali lagi.

Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa
sangat bersuka cita menyambutnya.

“Ayo bermain-main lagi denganku.” kata pohon apel..
“Aku sedih,” kata anak lelaki itu.
“Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan
berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?”
“Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan
menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan
bersenang-senanglah .”

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal
yang diidamkannya. ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang
menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.

“Maaf anakku,” kata pohon apel itu.
“Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.”
“Tak apa.. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu.”
Jawab anak lelaki itu.
“Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat.” Kata pohon
apel.
“Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu.” jawab anak lelaki itu.
“Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu.
Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini.” Kata
pohon apel itu sambil menitikkan air mata.
“Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang.” kata anak lelaki.
“Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah
sekian lama meninggalkanmu.”
“Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat
terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di
pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang.”

Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu
sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Ini adalah cerita tentang kita semua. Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.
Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang
ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan.
Tak peduli apapun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan
apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia.
Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar
pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.

Sebarkan cerita ini untuk mencerahkan lebih banyak rekan. Dan, yang
terpenting: cintailah orang tua kita.

Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya; dan
berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada
kita.


http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7078798

Jumat, 11 Februari 2011

Terlukanya hati seorang lelaki

Banyak kaum perempuan akan menangis saat tersakiti hatinya oleh kaum lelaki.
Memang kaum perempuan bisa menangis selama berjam-jam, atau bahkan berhari-hari saat hatinya benar-benar terluka.
Tapi dalam waktu singkat, kesedihan akan sirna tanpa disadari dan keceriaan kembali hadir.
Bagaimanakah dengan kaum lelaki? Saat hatinya terluka, mungkin tidak ada air mata yang menetes.
Memang banyak lelaki yang seakan tidak memiliki kesedihan sedikitpun. Tetapi yang terlihat hanyalah kebencian dan kekecewaan karena tersakiti.

Benarkah kaum lelaki tidak sedih?
Sebenarnya jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, ada kesedihan yang terpendam.
Meski waktu telah lama berlalu dan segala hal telah berubah,
tapi kesedihan itu masih melekat dan muncul dalam ingatannya secara tiba-tiba.
Saat kaum lelaki sudah memiliki pasangan baru, tanpa diduga,
dia akan terkenang pada momen dimana dia pernah berjalan dengan mantan kekasihnya.

Ia akan mengingat bahwa perempuan itu pernah mengisi hari-harinya yang indah dan Ia begitu mencintainya.
Saat itulah lelaki akan mengalami kesedihan yang begitu dalam.
Tentu saja, hal ini tidak akan terjadi sekali, tapi berulangkali.
Sehingga dapat dibayangkan betapa tersiksanya perasaan seorang lelaki.

Dalam sekejap perasaan lelaki menjadi down.
Lelaki seakan menjadi begitu lemah dan rapuh.
Tapi uniknya, ia berusaha menutupi dan tetap memperlihatkan sikap sewajarnya untuk memulihkan perasaannya sendiri.
Sehingga, tak ada seorang pun yang merasakan, kecuali hatinya sendiri yang teriris.

Menyakitkan memang bila kekasih yang anda cintai ternyata pergi meninggalkan anda begitu saja,
tanpa kabar berita apapun. Pastilah anda akan merasa kecewa,
sedih dan berjuta rasa yang tidak bisa anda ungkapkan.
Tapi jangan sampai hal tersebut membuat langkah anda berhenti disitu. Pikirkan bagaimana anda melanjutkan hidup dan warnai hari anda dengan keceriaan.

Langkah pertama, luangkan waktu untuk menyesuaikan diri.
Saat anda masih bersama sang kekasih,
memang hari-hari anda selalu diwarnai kebersamaan dengannya.
Tapi kini anda harus belajar untuk menangani segala masalah ataupun kondisi sendiri.
Tenangkan diri anda terlebih dahulu dan jangan terlalu buru-buru mencari penggantinya.

Buatlah perenungan. Apakah ada yang salah, hingga dia meninggalkan anda?
Anda tetap butuhkan waktu untuk merenungkan hal tersebut.
Cobalah anda flash back untuk menerka apa yang menyebabkan dia pergi. Setelah anda bisa menjawab penyebabnya,
maka anda bisa mencari kekasih yang baru.

Berbagi bersama teman-teman. Setelah dia pergi, janganlah anda mengisolasi diri untuk meratapi kesedihan.
Pergilah bersama teman-teman dan buatlah kesenangan untuk diri anda sendiri.
Siapa tahu anda bisa menemukan teman baru yang lebih menyenangkan ataupun kekasih baru disana.
Tapi sebaiknya jangan terburu-buru, nikmati saja, bersenang-senang dan biarkan segalanya berjalan apa adanya.

Larut dalam kesedihan hanya membuat anda semakin terpuruk. Memang menyakitkan mengingat hal tersebut,
tapi kenapa anda tidak bercerita kepada sahabat anda untuk berbagi?
Ceritakan semua isi hati anda agar beban di pundak terasa ringan.

Saat anda merasa siap, maka jangan ragu untuk mencari kekasi baru yang akan menjadi pasangan hidup anda.
Tidak ada salahnya jika anda meminta pendapat keluarga atau kerabat dan sahabat saat anda dekat dengan seseorang.
Jangan lupa libatkan diri dalam kelompok atau organisasi agar anda bisa menemukan hal-hal yang menarik minat anda.


http://www.kaskus.us/showthread.php?t=5130667

Kamis, 10 Februari 2011

Arti cinta dan harapan Bagi Wanita & Pria


Wanita berkata ingin menjadi bunga terindah di dunia. Dan pria berkata ingin menjadi matahari.
Wanita tidak mengerti kenapa pria ingin jadi matahari, bukan kupu kupu atau kumbang yang bisa terus menemani bunga...
Wanita berkata ingin menjadi rembulan dan pria berkata ingin tetap menjadi matahari.
Wanita semakin bingung karena matahari dan bulan tidak bisa bertemu, tetapi pria ingin tetap jadi matahari....
Wanita berkata ingin menjadi Phoenix...
yang bisa terbang ke langit jauh di atas matahari, dan pria berkata ia akan selalu menjadi matahari....
Wanita tersenyum pahit dan kecewa. Wanita sudah berubah tiga kali...
namun pria tetap keras kepala ingin jadi matahari, tanpa mau ikut berubah bersama wanita.
Maka wanita pun pergi dan tak pernah lagi kembali tanpa pernah tahu alasan kenapa pria tetap menjadi matahari....

Pria merenung sendiri dan menatap matahari. Saat wanita jadi bunga, pria ingin menjadi matahari agar bunga dapat terus hidup. Matahari akan memberikan semua sinarnya untuk bunga agar ia tumbuh, berkembang...
dan terus hidup sebagai bunga yang cantik. Walau matahari tahu ia hanya dapat memandang dari jauh dan pada akhirnya kupu kupu yang akan menari bersama bunga. Ini disebut Kasih.....
yaitu memberi tanpa pamrih.


Saat wanita jadi bulan, pria tetap menjadi matahari.....
agar bulan dapat terus bersinar indah dan dikagumi.
Cahaya bulan yang indah hanyalah pantulan cahaya matahari,
tetapi saat semua makhluk mengagumi bulan,
siapakah yang ingat kepada matahari?
Matahari rela memberikan cahayanya untuk bulan walaupun ia sendiri tidak bisa menikmati cahaya bulan...
dilupakan jasanya dan kehilangan kemuliaannya sebagai pemberi cahaya agar bulan mendapatkan kemuliaan tersebut.... Ini disebut dengan Pengorbanan...
menyakitkan namun sangat layak untuk cinta.

Saat wanita jadi phoenix yang dapat terbang tinggi,
jauh ke langit bahkan di atas matahari...
Pria tetap selalu jadi matahari agar phoenix bebas untuk pergi kapan pun ia mau dan matahari tidak akan mencegahnya. Matahari rela melepaskan phoenix untuk pergi jauh,
namun matahari akan selalu menyimpan cinta yang membara di dalam hatinya hanya untuk phoenix.
Matahari selalu ada untuk phoenix kapan pun ia mau kembali walau phoenix tidak selalu ada untuk matahari.
Tidak akan ada makhluk lain selain phoenix yang bisa masuk ke dalam matahari dan mendapatkan cintanya.....
Ini disebut dengan Kesetiaan.....
walaupun ditinggal pergi dan dikhianati,
namun tetap menanti dan mau memaafkan.

Untuk para wanita.....
Siapakah Matahari yang ada di dalam kehidupanmu?? Bila engkau sudah menemukan dan melihat Matahari dalam kehidupanmu...pergi,lihat dan jangan pernah meninggalkannya.



 http://www.kaskus.us/showthread.php?t=6800108

Rabu, 02 Februari 2011

Cerita Seorang Ibu

Alkisah, beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.” Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?” tanya si pemuda. “Oh… saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore nengokin anak saya yang ke dua”,jawab ibu itu.” Wouw… hebat sekali putra ibu” pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.
Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.” Kalau saya tidak salah ,anak yang di Singapore tadi , putra yang kedua ya bu??Bagaimana dengan kakak adik-adik nya??”” Oh ya tentu ” si Ibu bercerita :”Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat kerja di perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang.””
Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh. ” Terus bagaimana dengan anak pertama ibu ??”Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, ” anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak”. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar.”
Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu….. kalau ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi petani ??? “

….Dengan tersenyum ibu itu menjawab,
” Ooo …tidak tidak begitu nak….Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani”